Pertanyaan pertama sebelum Kita membahas lebih jauh tentang bagaimana manfaat mengajukan pinjaman adalah tanyakan pada diri Anda sendiri apakah butuh berhutang atau tidak? Apakah hutang selalu dinilai buruk? Jawabannya tentu saja tidak. Namun sebelum Kita membahas lebih jauh kenapa jawabannya tidak, Kita harus memahami bahwa hutang ada dua jenis, yakni hutang konsumtif dan hutang produktif.
Kedua jenis hutang tersebut adalah perihal bagaimana Anda mengalokasikan dana pinjaman tersebut. Secara garis besar hutang produktif adalah hutang yang dapat menghasilkan return, sementara hutang konsumtif adalah hutang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan yang sifatnya kurang penting atau hanya sebatas memenuhi hawa nafsu semata.
Untuk lebih memahami kedua jenis hutang tersebut, berikut ulasannya :
1.Hutang Produktif
Hutang produktif adalah hutang yang bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan untuk selanjutnya keuntungan tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah nilai tambah. Contoh, Anda meminjam dana dari pinjaman online bank untuk tujuan membuka usaha. Maka, hutang tersebut masuk dalam kategori produktif, dengan catatan return atau keuntungan memang benar benar dapat terukur, bukan hanya dari manfaat yang tidak langsung dirasakan.
Contoh selanjutnya, yakni KPR atau Kredit Kepemilikan Rumah alias kredit pembelian properti. Properti jarang sekali mengalami depresiasi kecuali memang daerah tersebut mengalami musibah bencana alam yang berlangsung bertahun tahun. Asumsi produktif untuk KPR dikarenakan aset dalam bentuk properti akan mengalami kenaikan harga jual dalam kurun waktu 10-20 tahun mendatang. Maka selisih antara harga jual dengan harga beli itu lah dapat di kategorikan sebagai laba sekalipun diperoleh dalam jangka waktu yang cukup lama.
Alasan lain kenapa beberapa jenis hutang dikatakan produktif lantaran keuntungannya dapat Anda gunakan untuk melunasi pinjaman secara berkala. Selanjutnya jika angsuran kredit Anda lunas asumsinya bisnis akan masih terus berjalan bilamana tak mengalami masalah yang signifikan dan akan memenuhi kebutuhan hidup Anda sehari hari.
2.Hutang Nonproduktif (Hutang Konsumtif)
Jenis hutang berikutnya adalah jenis hutang non produktif atau yang biasa disebut dengan hutang konsumtif. Dilihat dari namanya saja sudah jelas, dana hutang ini di alokasikan untuk kebutuhan kebutuhan yang sifatnya konsumtif. Misal, membeli mobil, televisi, sepatu dan lain sebagainya.
Barang barang tersebut sangat jelas tidak memberikan sejumlah return melainkan hanya memenuhi nafsu semata. Selain itu, kenapa dikatakan konsumtif lantaran barang barang tersebut akan sangat cepat kehilangan nilai ekonomisnya. Logikanya jika Anda membeli barang elektronik, sudah dapat dipastikan ketika Anda keluar dari toko harga barang elektonik tersebut akan segera mengalami depresiasi atau penyusutan nilai jual kembali yang malah menyebabkan Anda sulit lepas dari hutang.
Namun, pembelian barang yang sebelumnya bersifat konsumtif bisa saja menjadi barang yang bersifat produktif. Misal, membeli laptop untuk kebutuhan mendesain undangan, dari sana Anda bisa mendapatkan untung dari usaha yang Anda jalankan.
Yang harus selalu Anda ingat adalah, baik hutang produktif maupun konsumtif dua dua nya memiliki resiko gagal bayar. Belum lagi untuk jenis hutang dengan agunan, resiko penyitaan asset pun akan semakin terbuka lebar. Selain masalah penyitaan aset, dengan adanya gagal bayar, Anda pun akan kehilangan sejumlah dana yang seharusnya dapat Anda investasikan.
Contoh, Anda mengambil pinjaman dari pihak bank untuk membeli properti, namun setelah melunasi down payment Anda gagal bayar cicilan lantaran pendapatan Anda terganggu. Jika Anda berhenti membayar cicilan tersebut lah secara otomatis Anda juga akan kehilangan uang muka, angsuran, dan juga properti itu sendiri. Hilangnya uang muka serta cicilan merupakan aset yang seharusnya dapat Anda alokasikan untuk hal lain bilamana Anda tak gegabah dalam mengambil keputusan.
Demikianlah beberapa fakta tentang hutang. Tak selamanya hutang memiliki sisi negatif, pun tak selamanya pula hutang memiliki sisi positif. Semua dikembalikan pada diri Anda sebagai nasaba dana pinjaman tersebut. Pergunakan lah sebijaksana mungkin, sehingga Anda pun tak akan mendapatkan masalah di masa yang akan datang. Selamat mencoba!