5 Mitos Gerhana matahari di berbagai Belahan Dunia

Gerhana, baik bulan dan matahari sudah sejak lama menjadi pusat perhatian dalam sejarah manusia. Sebelum penjelasan modern datang dan memberikan pencerahan, berbagai suku bangsa di seluruh penjuru dunia mendefinisikan sendiri mengenai gerhana matahari ini.
Penjelasan mereka pun lebih banyak bersifat mitos. Bahkan, saat ini masih banyak ritual khusus yang dilakukan untuk mencegah efek negatif yang konon ditimbulkan dari fenomena alam ini Berikut 5 Mitos Gerhana matahari di berbagai Belahan Dunia Seperti dilansir oleh berbagai sumber:

Astrolog China pernah menulis tentang gerhana yang terjadi 4000 tahun yang lalu. Sejarawan dan astronom percaya bahwa gerhana itu terjadi tepat pada tanggal 22 Oktober 2134 SM.
Masyarakat China pada waktu itu percaya bahwa terjadinya gerhana Matahari disebabkan oleh adanya seekor naga yang sedang melahap Matahari. Menurut legenda, dua astrolog pada saat itu, Hsi dan Ho, dieksekusi mati karena gagal dalam memprediksikan waktu terjadinya gerhana ini.
Untuk menakuti naga ini, warga lalu membunyikan suara-suara keras seperti petasan. Dan hingga saat ini hal itu masih dilakukan.
2. Mesir Kuno, dewa matahari melawan ular laut

Ketika malam hari, Ra kembali ke barat lewat jalan akhirat (underworld) dengan membawa cahaya untuk jiwa-jiwa yang sudah mati. Diceritakan dalam mitos tersebut bahwa perjalanan Ra melintasi langit adalah perjalanan yang sangat berbahaya.
Letak bahaya dari perjalanan Ra adalah adanya Apep, yaitu dewa Ular Laut yang jahat. Apep selalu berusaha untuk menghentikan perjalanan Ra. Bila terjadi gerhana Matahari maka diyakini Apep telah berhasil menghentikan Ra, walaupun pada akhirnya Ra, dewa Matahari berhasil meloloskan diri dan matahari kembali bersinar.

Dalam mitos Hindu, dua setan yakni Rahu dan Ketu yang diyakini menelan matahari sehingga terjadinya gerhana. Wanita-wanita hamil disarankan tetap berada dalam rumah selama gerhana berlangsung untuk menghindari bayi mereka terlahir tak cacat.
Doa-doa, puasa dan mandi ritual dianjurkan untuk dilakukan di sungai-sungai suci. Hal ini dilakukan untuk menghindari efek negatif dari gerhana tersebut.
4. Jawa, matahari dimakan Betara Kala

Di masyarakat Jawa, ketika fenomena gerhana matahari terjadi maka wanita hamil harus masuk rumah. Anak-anak kecil diharuskan masuk rumah untuk menghindari murka Betara Kala.

Ketika gerhana matahari terjadi, orang Jepang percaya sedang ada racun yang sedang ditebarkan. Matahari yang tertutup dan membuat gelap sesaat itu diyakini sebagai racun yang disebar Untuk menghindari air di bumi terkontaminasi racun, mereka menutupi sumur-sumur mereka.